tllznZ4kflNNu95Oy5e9gMckCq4u8Wansm2SHbNL
Bookmark

Ceritaku Hari Ini Mengisi Hari dengan Ilmu dan Harapan

Pagi ini 17 Febuari 2025, aku tiba di gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan RS Islam Jakarta dengan rasa penuh antusiasme. Begitu memasuki area gedung, aku disambut oleh seorang petugas keamanan yang dengan ramah menanyakan maksud dan tujuan kedatanganku. Setelah memberitahunya bahwa aku datang untuk mengikuti pelatihan konselor, ia segera mengarahkanku menuju lantai tujuh, tepatnya di auditorium sebelah kanan.

Setelah keluar dari lift dan mengarah ke ruang auditorium, suasana yang menenangkan langsung menyapa. Auditorium yang luas dengan pencahayaan lembut memberikan kesan nyaman. Kursi-kursi yang dibungkus rapih dengan kain putih tersusun dalam formasi setengah lingkaran berbentuk huruf U. Semua bangku diatur dengan teliti menghadap layar videotron besar di depan, yang menampilkan tajuk pelatihan Konselor APPI. Layar besar itu menyala dengan cahaya lembut, menciptakan suasana yang profesional namun tetap hangat.

Di belakang barisan kursi, meja coffee break telah disiapkan dengan rapi. Teko pemanas mengeluarkan uap tipis, menandakan kopi dan teh siap untuk diseduh dan dinikmati. Gelas-gelas tersusun rapi di atas meja, sementara dispenser air panas dan dingin ditempatkan strategis agar peserta mudah mengambilnya.

Pelatihan dimulai tepat pukul 08.00 dengan pembukaan yang singkat namun penuh makna. Kami terlebih dahulu menyaksikan video sesi induction yang membahas penanganan kebakaran, gempa, serta prosedur evakuasi dan penyelamatan dalam keadaan darurat. Video ini memastikan bahwa setiap peserta memahami langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi bencana.

Setelah video selesai, kami semua berdiri dengan khidmat, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah. Suara kami bergema, memantapkan semangat kebersamaan di antara para peserta.

Usai menyanyikan lagu, pembawa acara dengan penuh semangat mengajak kami untuk mengikuti pelatihan ini dengan antusias. Dengan suara yang energik, ia memperkenalkan susunan kegiatan hari itu dan mengajak kami bersiap untuk sesi pertama.

Sesi pertama dimulai dengan pembukaan, ta’aruf, orientasi, dan pre-test yang dipandu oleh bapak Parmono Dwi Putro, S.Ft., MM. Suasana semakin santai dan hangat saat sesi ta’aruf dimulai. Setiap peserta diminta untuk menyebutkan nama peserta sebelumnya sebelum memperkenalkan dirinya sendiri. Pak Parmono memulai sesi ini dengan memperkenalkan dirinya, dan peserta berikutnya harus mengulang nama beliau sebelum menyebutkan namanya sendiri.

Semakin banyak peserta yang memperkenalkan diri, semakin menarik permainan ini. Kami semua harus lebih fokus untuk mengingat satu per satu nama peserta sebelumnya. Tentu saja, ada yang merasa sedikit ragu atau salah dalam menyebutkan nama, namun suasana tersebut malah membuat seluruh peserta tersenyum dan tertawa. Kami menjadi lebih mengenal satu sama lain, saling mengingat nama dan wajah dengan cara yang menyenangkan.

Ketika giliranku tiba, aku merasa sedikit gugup. Aku harus menyebutkan lima belas nama sebelumnya, dan meskipun aku sudah berusaha mengingat dengan baik, akhirnya aku memutuskan untuk membuka catatan di handphone untuk memastikan tidak ada yang terlewat. Dengan sedikit hati-hati dan banyak senyuman, aku berhasil menyebutkan semua nama peserta sebelumnya. Beberapa peserta yang menyadari aku melihat catatan tersenyum, dan suasana semakin cair. Meskipun terkesan sederhana, sesi ini benar-benar membantu kami semua merasa lebih akrab, memperkenalkan satu sama lain dengan cara yang menyenangkan dan efektif.

Setelah sesi perkenalan selesai, suasana di ruangan terasa lebih hangat dan penuh keakraban. Kami semua lebih mengenal satu sama lain, dan pelatihan pun siap berlanjut ke sesi berikutnya dengan semangat baru.

Namun, sebelum melanjutkan ke materi berikutnya, kami diminta untuk menuliskan harapan dan komitmen pribadi. Setiap peserta diberi dua kertas kecil yang berbeda warna, satu untuk harapan dan satu lagi untuk komitmen. Kertas tersebut kemudian ditempel di papan tulis standing yang sudah disediakan. Papan tulis standing ini ditempatkan di sisi kanan dan kiri panggung, dengan kertas komitmen ditempel di sebelah kanan panggung dan kertas harapan di sebelah kiri panggung. Karena ada berbagai warna kertas yang digunakan, papan tulis tersebut terlihat sangat menarik dan penuh warna, menciptakan suasana yang ceria dan teratur. Semua peserta dengan antusias menempelkan kertas-kertas tersebut, menjadikannya sebagai pengingat pribadi tentang tujuan dan niat baik yang mereka bawa selama pelatihan.

Setelah kegiatan ini, suasana di ruangan semakin terasa semangat dan penuh harapan, seiring dengan kesiapan kami untuk melanjutkan pembelajaran di sesi berikutnya. Kini, setiap peserta sudah lebih siap untuk menyerap ilmu yang akan disampaikan, dengan harapan dan komitmen yang telah mereka tuliskan sebagai pedoman dalam perjalanan pelatihan ini.

Dr. Evi Febriani, S.Psi., M.Psi., kemudian memimpin sesi berikutnya dengan menyampaikan materi tentang pendekatan holistik dalam konseling. Materi ini sangat menarik dan memberikan wawasan yang sangat berarti, terutama bagi kami yang ingin menjadi konselor yang memahami kondisi holistik klien.

Dr. Evi memulai dengan menjelaskan lima komponen pendekatan holistik: aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual. Beliau menggambarkan bagaimana kelima aspek ini saling terkait dan mempengaruhi kesejahteraan seseorang. Aspek fisik meliputi kondisi tubuh, kebugaran, pola makan, dan gaya hidup, yang semua itu berhubungan langsung dengan kesehatan mental dan emosional seseorang. Aspek mental berfokus pada kemampuan berpikir dan memproses informasi, yang sangat mempengaruhi cara kita mengambil keputusan. Sementara itu, aspek emosional mengajarkan pentingnya pengelolaan perasaan dan bagaimana menciptakan kesejahteraan psikologis.

Beliau juga menekankan pentingnya hubungan sosial yang sehat dan interaksi dengan lingkungan yang mendukung, serta bagaimana aspek spiritual sangat mempengaruhi makna hidup dan keyakinan seseorang.

Sebagai contoh penerapan teori, Dr. Evi menyarankan teknik mindfulness dan meditasi untuk melatih kesadaran penuh agar bisa mengurangi stres dan meningkatkan fokus. Selain itu, terapi kognitif-perilaku (CBT) yang membantu kita mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif juga dibahas dengan mendalam. Untuk mengatasi stres emosional, teknik seperti jurnal emosi dan seni terapi melalui musik atau gambar sangat relevan, memberikan alat untuk menyalurkan perasaan secara sehat.

Sebagai bagian dari teknik fisik, beliau juga membahas pentingnya olahraga dan pola makan yang sehat untuk menjaga tubuh tetap bugar, yang secara langsung berhubungan dengan kesehatan mental. Teknik spiritual seperti refleksi diri dan berdoa juga memberikan ruang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat ketenangan batin.

Tidak hanya berbicara tentang teori, Dr. Evi juga memberikan beberapa kasus yang menguji pemahaman kami. Kami diminta untuk maju satu per satu dan menyampaikan analisa serta solusi yang kami dapatkan dari situasi yang diberikan. Kasus-kasus tersebut memang menantang, namun justru memberikan kesempatan bagi setiap peserta untuk berpikir secara mendalam dan mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Ada beragam pandangan dan solusi yang disampaikan, dan yang luar biasa adalah tidak ada jawaban yang dianggap salah. Dr. Evi menekankan bahwa dalam dunia konseling, setiap perspektif dan pendekatan yang diajukan sangat berharga, karena setiap klien memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda-beda.

Suasana dalam ruangan semakin hangat dan penuh energi. Setiap peserta dengan antusias maju, mengungkapkan pemikiran mereka, dan yang lebih penting, saling mendukung satu sama lain. Tidak ada yang merasa takut untuk berbagi, karena setiap pendapat dihargai dan diterima dengan tangan terbuka. Suasana tersebut benar-benar menciptakan rasa kebersamaan yang luar biasa, memupuk semangat belajar yang lebih besar di antara kami semua. Kami menjadi semakin yakin bahwa konseling bukan hanya soal teori, tapi juga tentang empati, keterbukaan, dan keberanian untuk mendengarkan berbagai perspektif.

Hari pertama pelatihan ini berjalan dengan lancar, setiap sesi penuh dengan ilmu yang bermanfaat. Aku merasa sangat beruntung bisa hadir di sini, tidak hanya untuk mempelajari materi, tetapi juga untuk memahami betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual dalam kehidupan kita. Sebuah pengalaman yang sangat berharga untuk menjadi konselor yang lebih baik, yang memahami dengan sepenuh hati.

Pelatihan ini bukan hanya sekadar kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, tetapi juga untuk mengisi bekal dalam perjalanan hidup kita. Setiap ilmu dan pengalaman yang kita peroleh adalah anugerah dari Allah, yang sedang menyiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar di masa depan. Mungkin kita belum tahu tujuan akhir dari perjalanan ini, tetapi kita bisa meyakini bahwa setiap langkah yang kita ambil, setiap pengetahuan yang kita kumpulkan, adalah bagian dari rencana-Nya yang indah.

Hari ini, kita diberi kesempatan untuk belajar dan berkembang. Bersyukurlah, karena ini adalah bekal yang akan kita bawa dalam perjalanan hidup yang penuh warna dan tantangan. Bekal ini, meskipun terkadang kita tidak sepenuhnya mengerti manfaatnya sekarang, akan sangat berguna pada saat yang tepat. Allah selalu memberi apa yang kita butuhkan, tepat pada waktunya.

Terima kasih kepada tubuhku yang sehat, hatiku yang lapang, dan otak serta pikiranku yang selalu setia untuk tetap positif di setiap hari. Terima kasih, Allah, karena Engkau masih menghidupkanku dan memberiku kesempatan untuk terus belajar serta mendapatkan ilmu yang baik hari ini. Semoga setiap langkah yang aku ambil membawa manfaat bagi diriku dan orang lain, serta menjadikan hidup ini lebih berarti. Aku bersyukur untuk segala anugerah-Mu, ya Allah, dan berharap bisa terus menjadi pribadi yang lebih baik dengan ilmu yang telah Engkau berikan.


Sesungguhnya Allah menyuruhmu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
QS. An-Nisa ayat 58)
Posting Komentar

Posting Komentar