tllznZ4kflNNu95Oy5e9gMckCq4u8Wansm2SHbNL
Bookmark

Ketika Pikiran Berlari Mendahului Takdir

Ada kalanya hidup terasa seperti lorong panjang yang gelap, tanpa celah cahaya di ujungnya. Kita melangkah dengan harapan, namun semakin jauh berjalan, semakin berat langkah terasa. Dunia seolah menyempit, udara menjadi sesak, dan doa-doa yang kita panjatkan hanya menggantung di langit tanpa jawaban.

Bukan karena kita kurang berusaha, bukan pula karena kita tak cukup berjuang. Namun ada sesuatu yang terus menggema di dalam hati sebuah harapan yang tak kunjung bersua dengan kenyataan. Seakan takdir berjalan di jalur yang berbeda dari impian yang kita genggam erat.

Di titik ini, pertanyaan pun muncul, Apakah kita yang terlalu terburu-buru? Ataukah takdir memang memiliki waktunya sendiri untuk menampakkan diri? Sebab, di balik setiap langkah yang tertahan dan pintu yang tertutup, mungkin tersimpan jawaban yang belum saatnya terungkap.

Saat Takdir dan Harapan Berbeda Arah

Namun, ketahuilah, dalam pandangan-Nya, tidak ada yang sia-sia. Setiap langkah yang tertahan, setiap pintu yang tertutup, bukanlah hukuman, melainkan bagian dari rencana-Nya yang tak pernah keliru. Barangkali, bukan karena kita tak cukup kuat, melainkan karena Allah ingin melihat seberapa tulus kita bersandar kepada-Nya. Mungkin ini bukan tentang menang atau kalah, melainkan tentang bagaimana kita belajar menunggu dengan sabar dan melepaskan dengan ikhlas.

Jika yang kita dapatkan berbeda dari harapan, bukan berarti usaha kita sia-sia. Bisa jadi, Allah hanya ingin menunjukkan bahwa ada hikmah yang lebih besar daripada sekadar hasil. Bahwa kegagalan hari ini bukanlah akhir, melainkan bentuk perlindungan-Nya dari sesuatu yang belum siap kita terima. Sebab, tidak semua yang kita genggam memang untuk kita miliki.

Ada yang hanya singgah untuk mengajarkan makna perjuangan, ada yang datang untuk menanamkan kebijaksanaan sebelum akhirnya pergi. Dan ada kalanya, yang kita anggap sebagai kehilangan, sejatinya adalah cara-Nya menjaga kita dari sesuatu yang tidak baik bagi kita.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
QS. Al-Baqarah: 216
Ketika Kehilangan adalah Awal yang Baru

Jangan terlalu takut kehilangan, karena sering kali kehilangan adalah jalan Tuhan untuk menggantikan sesuatu dengan yang lebih baik. Jangan terlalu larut dalam kesedihan, karena bisa jadi kesedihan hari ini adalah gerbang menuju kebahagiaan yang belum kita lihat.

Barangkali, luka yang kita tanggung saat ini adalah cara-Nya mengajarkan bahwa hati yang patah bukan untuk diratapi, tetapi untuk diperbaiki. Sebab, hidup bukan hanya tentang seberapa jauh kita melangkah, tetapi juga seberapa kuat kita bangkit setelah jatuh.

“Dan kelak,Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,lalu hatimu menjadi puas.”
QS. Adh-Dhuha: 5
Mungkin takdir sedang menulis cerita yang belum kita mengerti. Kadang, kita mengira akhir sudah dekat, padahal Allah baru saja membuka lembaran baru. Maka, jika hari ini terasa berat, tetaplah berjalan. Jika harapan terasa samar, tetaplah berdoa. Sebab, Tuhan tidak pernah alpa dalam mendengar, hanya saja Dia ingin kita belajar, bahwa segala sesuatu terjadi tepat pada waktunya, bukan pada waktu yang kita inginkan.

Jika hati mulai ragu, jika langkah terasa limbung, mungkin sudah saatnya kita bertanya bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada-Nya, Masihkah ini jalan yang harus ditempuh, ataukah ini pertanda halus untuk mencari arah yang baru?

Sebab, berusaha itu mulia, tetapi mengenali batas diri juga bagian dari kebijaksanaan. Dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya bukanlah tanda menyerah, melainkan bukti keyakinan bahwa skenario-Nya selalu lebih indah dari apa yang kita duga.

Posting Komentar

Posting Komentar